A.
Pengertian Bahasa
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat
untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh
bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi,
dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang,
berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk
oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem
bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu
yang disebut makna atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau
menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu
ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi”
melambangkan konsep atau makna ‘sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai
makanan pokok’.
B. Karakteristik
Bahasa
Telah
disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat
abitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Dari pengertian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa adalah abitrer,
produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.
- Bahasa Bersifat Abritrer
Bahasa
bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan
tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang
tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan
‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa
dijelaskan.
Meskipun
bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur suatu
bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia
akan mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan
‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep
yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.
- Bahasa Bersifat Produktif
Bahasa bersifat
produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat
dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Misalnya, menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia
hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata
tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas.
- Bahasa Bersifat Dinamis
Bahasa
bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan
perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran
apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap
waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata
lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.
- Bahasa Bersifat Beragam
Meskipun
bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu
digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan
kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran
fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang
digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga
bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab
Saudi.
- Bahasa Bersifat Manusiawi
Bahasa
sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai
bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau
gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai
bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar.
Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan
bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.
C.
Fungsi-Fungsi Bahasa
Konsep
bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran. Bahasa adalah alat untuk
beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Bagi
sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk
menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi persoalan
sosiolinguistik adalah “who speak what language to whom, when and to what
end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut
penutur, pendengar, topic, kode dan amanat pembicaraan.[2]
- Fungsi Personal atau Pribadi
Dilihat dari
sudut penutur, bahasa berfungsi personal. Maksudnya, si penutur menyatakan
sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan
emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan
tuturannya. Dalam hal ini pihak pendengar juga dapat menduga apakah si penutur
sedang sedih, marah atau gembira.
- Fungsi Direktif
Dilihat dari
sudut pendengar atau lawan bicara, bahasa berfungsi direktif, yaitu mengatuf
tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar
melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang
dikehendaki pembicara.
- Fungsi Fatik
Bila dilihat
segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa bersifat fatik. Artinya
bahasa berfungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan
bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya
sudah berpola tetap, seperti pada waktu pamit, berjumpa atau menanyakan
keadaan. Oleh karena itu, ungkapan-ungkapan ini tidak dapat diterjemahkan
secara harfiah.
Ungkapan-ungkapan
fatik ini biasanya juga disertai dengan unsur paralinguistik, seperti senyuman,
gelengan kepala, gerak gerik tangan, air muka atau kedipan mata.
Ungkapan-ungkapan tersebut jika tidak disertai unsure paralinguistik tidak
mempunyai makna.
- Fungsi Referensial
Dilihat dari
topik ujaran bahasa berfungsi referensial, yaitu berfungsi untuk membicarakan
objek atau peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam budaya
pada umumnya. Fungsi referensial ini yang melahirkan paham tradisional bahwa
bahasa itu adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana si
penutur tentang dunia di sekelilingnya.
- Fungsi Metalingual atau Metalinguistik
Dilihat dari
segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik.
Artinya, bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Biasanya
bahasa digunakan untuk membicarakan masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan
dan lain-lain. Tetapi dalam fungsinya di sini bahasa itu digunakan untuk
membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses
pembelajaran bahasa di mana kaidah-kaidah bahasa dijelaskan dengan bahasa.
- Fungsi Imajinatif
Jika dilihat
dari segi amanat (message) yang disampaikan maka bahasa itu berfungsi
imajinatif. Bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang hanya imajinasi (khayalan) saja.
Fungsi imaginasi ini biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng dan
sebagainya) yang digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar