MAKALAH BERBICARA 1
DISKUSI KELOMPOK
Oleh :
Kelompok 1
1.Iin
Fitriyani
2.Murdiana
3.Delvi
Selvia
Dosen Pengampuh : Ayu Puspita Indah
Sari M,pd.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
BINA DARMA PALEMBANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT, karna rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan makalah ini bisa
diselesaikan. Untaian sholawat dan salampun tidak lupa dituturkan tertuju
kepada junjungan kita, Baginda Nabi Muhammad SAW. Kami tidak hanya bersyukur
kepada-Nya saja tetapi kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah membantu kami.
Kami membuat
makalah ini bertujuan untuk menyelasaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Dari
pembuatan makalah ini tidak hanya menyelesaikan tugas, tetapi bertujuan
menambah pengetahuan dan wawasan kita yang berkaitan dengan Diskusi Kelompok,
Mengenai Tugas Ketua Dan Partisipan.
Kiranya
makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca. Meski begitu, penulis sadar
bahwa makalah ini perlu untuk dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu,
saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan kami terima dengan senang
hati.
Palembang, 5
Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………… 1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 3
1. Latar Belakang Masalah …………………..…………………………….. 3
2. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 3
3. Tujuan ..…………………………………….…………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………….. 4
1. Tugas Ketua Dan Partisipan ……………………………………………... 4
a. Tugas Ketua ………………………………………………………….. 4
b. Tugas Partisipan ……………………………………………………… 5
2. Manfaat Diskusi Kelompok ……………………………………………... 5
3. Aneka Hambatan Dan Cara Penanggulangan …………………………...... 6
a. Hambatan …………………………………………………………….. 6
b. Penanggulangan ……………………………………………………..... 6
4. Ukuran-Ukuran Untuk Menilai Diskusi Kelompok ……………………...... 7
BAB III PENUTUP ……………………………………………………….. 9
3.1. Kesimpulan ………………………………………………………….... 9
3.2. Saran ………………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 10
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 3
1. Latar Belakang Masalah …………………..…………………………….. 3
2. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 3
3. Tujuan ..…………………………………….…………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………….. 4
1. Tugas Ketua Dan Partisipan ……………………………………………... 4
a. Tugas Ketua ………………………………………………………….. 4
b. Tugas Partisipan ……………………………………………………… 5
2. Manfaat Diskusi Kelompok ……………………………………………... 5
3. Aneka Hambatan Dan Cara Penanggulangan …………………………...... 6
a. Hambatan …………………………………………………………….. 6
b. Penanggulangan ……………………………………………………..... 6
4. Ukuran-Ukuran Untuk Menilai Diskusi Kelompok ……………………...... 7
BAB III PENUTUP ……………………………………………………….. 9
3.1. Kesimpulan ………………………………………………………….... 9
3.2. Saran ………………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
pelaksanaan diskusi kelompok ada beberapa teknik yang
perlu dipahami oleh ketua maupun partisipan khususnya kita yang sering
melakukan diskusi kelompok agar nantinya dalam menangani masalah tidak
mengalami kesulitan. Salah satunya dengan mengetahui tugas ketua maupun
partisipan dalam diskusi. Untuk itu kami menyajikan materi ini sebagai tambahan
ilmu ataupun sebagai bahan materi untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran
mengenai diskusi kelompok dalam membahas tugas ketua maupun partisipan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa saja tugas ketua dan
pasrtisipan.
2.
Apa manfaat diskusi kelompok.
3.
Apa saja aneka hambatan dan cara
penanggulangan.
4.
Seperti apa diskusi kelompok yang
efektif.
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui tugas ketua dan
partisipan.
2.
Mengetahui manfaat dari diskusi
kelompok.
3.
Mengetahui aneka hambatan dan cara
penanggulangan.
4.
Mengetahui bagaimana diskusi
kelompok yang efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
DISKUSI KELOMPOK
A. Tugas Ketua dan Tugas Partisipan
Dalam
Pembicaraan terdahulu kita telah memperbincangkan tugas dan kewajiban seseorang
pembicara dalam suatu diskusi kelompok. Berhasil atau tidaknya suatu diskusi kelompok
turut pula ditentukan oleh baik atau tidaknya seseorang ketua dan para
partisipan.
1. Tugas Ketua
a) Membuat persiapan yang matang untuk
diskusi. Seorang ketua haruslah mengadakan kegiatan membacadan memikirkan
pendahuluan mengenai pokok yang akan dibahas. Selain itu juga membuat
catatan-catatan penting yang akan dipertimbangkan nanti.
b) Mengumumkan judul atau masalah dan
mengemukakan tujuan diskusi. Sanga ketua dapat juga merupakan butir-butir
penting yang menurut anggapanya perlu dipikirkan dan mempertimbangkan nanti.
c) Menyediakan atau menetapkan waktu
bagi (a). pendahuluan, (b) diskusi, (c) rangkuman singkat yang isinya tentang kesimpulan yang ingin dicapai.
d) Menjaga keteraturan susuna diskusi.
Sang ketua harus bertindak tegas dan bijaksana. Mengizinkan hanya seorang
pembicara berbicara pada satu waktu. Diminta pada para anggota untuk mengangkat
tangan kalau mereka ingin berbicara.
e) Memberi kesempatan kepada setiap
orang yang ingin mengemukaka pikiran. Seandainya dua orang atau lebih ingin
berbicara, persilakan terlebih dahulu orang yang belum atau baru sedikit
mengemukakan pikiran aatau pendapatnya.
f) Menjaga agar minat para peserta
tetap besar. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang merangsang dari waktu ke
waktu, terutama sekali kalau diskusi itu mulai mengendor dan lamban.
g) Menjaga agar diskusi tetap maju.
Kalau memang maksud sejak semula adalah untuk mendapatkan suatu kesimpulan atau
consensus ( persetujuan umum ) mengenai suatu topic, peganglah teguh kenyataan
ini dalam hati.
h) Membuat catatan singkat pada akhir
diskusi. Sang ketua mengemukakan setiap kesimpulan dan rencana-rencana kerja
yang telah disetujui bersama.( Abert[ et al], 1961b : 166-7).
2. Tugas Partisipan
a) Turut mengambil bagian dari diskusi
. maksud diskusi adalah untuk mengutarakan berbagai pandangan yang
berbeda-beda. Walaupun mungkin saja kita tidak merupakan pembicara yang
bersemangat seperti pembicara lain, bicarakanlah seperlunya dan seadanya.
Gagasan-gagasan kita mungin saja sama baiknya gagasana orang lain.
b) Berbicara jika ketua mempersilahkan
kita. Dalam suatu kelompok yang amat besar, kita dapat menarik perhatian ketua
dengan cara berdiri. Dalam suatu kelompok kecil, kita dapat mengangkat tangan.
c) Berbicaralah dengan tepat dan tegas.
Kita harus yakin bahwa tata bahasa dan gaya bahasa yang kita pergunakan itu
tepat. Kalau kita berbicara dengan tepat dan benar, para pendengar dapat
memusatkan perhatian kepada apa yang kita katakana.
d) Kita harus dapat menunjang
pernyataan kita dengan fakta-fakta, contoh-contoh, atau pendapat para ahli.
Kalau kita menggunakan fakta-fakta ataupun statistic, harus yakin akan
ketepatanya.
e)
Ikutilah dengan seksama dan dengan
penuh perhatian diskusinyang sedang berlangsung. Kita akan membantu setiap
orang hadir jika saran atau tanggapan kita menunjang dengan referensi terhadap
yang langsung mendahuluinya dan barangkali suatu petunjuk terhadap apa-apa yang
akan menyusul.
f) Dengarkanlah dengan penuh perhatian.
Jangan memikirkan bagaimana cara menyangkal atau membantah apa yang dikatakan
orang lain, tetapi pikirkan dan pahamila apa yang dikatakan.
g) Bertindaklah dengan sopan santun dan
bijaksana. Kalau kita tidak setuju dengan seseorang, janganlah menghadapi
dengan kontradiksi yang mendatar.
h) Cobalah memahami pandangan orang
lain. Usahakanlah menempatkan diri kita pada posisi orang lain dan mencoba
melihat hal-hal itu seperti orang lain melihatnya.
B. Manfaat Diskusi Kelompok
Manfaat yang
paling besar dari diskusi kelompok ialah kemampuannya memberikan sumber-sumber
yang lebih banyak bagi pemecahan masalah ketimbang yang tersedia atau yang
mungkin diperoleh. Diskusi kelompok juga sangat berguna apabila dua pandangan
yang bertentangan harus diajukan dan suatu hasil yang bersifatmemilih” salah
satu dari dua”. Diskusi juga perlu sekali bagi pemeritahan demokratis.
Melalui
pikiran dan rencana kelompok, ide-ide atau gagasan-gagasan dapat diuji secara
lebih memadai dan memihak. Hal itu lebih bagus ketimbang kalau kelompok berada
dibawah pesona seseorang pembicara yang menyakinkan walaupun kadang bersifat
picik dan mengutamakan kepentingan sendiri.
C. Aneka Hambatan dan Cara
Penanggulangan
1. Hambatan
a)
Kegagalan memahami masalah
b)
Kegagalan karena tetap bertahan
terhadap masalah.
c)
Salah paham terhadap setiap makna
dari kata orang lain.
d)
Kegagalan membedakan anatara
fakta-fakta “dingin” dan pendapat-pendapat yang “panas”.
e)
Perseliha pendapat yang meruncing
tanpa adanya keinginan untuk berkompromi.
f)
Hilangnya kesabaran dalam kemarahan
yang tidak tanggung-tanggung.
g) Kebingungan dalam menghadapi suatu
perbedaan pendpat dengan serangan terhadap pribadi seseorang.
h) Memperjuangkan waktu untuk membantah
sebagai peganti mengajukan pertanyaan.
i) Menggunakan kata-kata yang bernoda
(stigma words) yang menumpulkan pikiran.(Salisbury, 19955 :195)
2. Penanggulangan
a)
Menarik atau mengarahkan perhatian
kepada suatu butir yang belum terpikirkan
b)
Menanyakan kekuatan suatu argument
c)
Kembali lagi pada sabab-musabab
d)
Menanyakan sumber informasi atau
argument
e)
Menyarankan agar diskusi tidak
menyimpang dari masalah
f)
Manyadarkan bahwa belum ada informasi
baru yang ditambahkan
g)
Menarik perhatian kepada kesukaran
atau kerumitan masalah.
h)
Mendaftarkan langkah-langkah persetujuan
(atau perselisihan)
i)
Memberi kesan bahwa kelompok belum
siap mengambil keputusan
j) Memberikan kesan bahwa tidak ada
keuntungan diperoleh dari penundaan yang berlarut-larut.
k) Menyarankan kepribadian-kepribadian
atau tokoh-tokoh yang harus dihinadri
l) Meberikan kesan bahwa ada bebrapa
orang yang berbicara terlalu banyak
m) Menyarankan betapa besar nilainya
suatu kompromi
n) Memberikan kesan bahwa kelompok itu
mungkin/seolah-olah telah dirugikan.
Demikian
sejumlah sarn yang perlu diperhatikan oleh pemimpin/ketua diskusi agar hasil
maksimal tercapai. Harus diakui bahwa ini merupakan tugas yang berat.
D. Ukuran-ukuran untuk Menilai Diskusi Kelompok
Khusus
mengenai diskusi kelompok ini kita kemukakan sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab oleh sang pemimpin yang merupakan tolok ukur keberhasilan dalam
menjalankan tugas.
1.
Berkenaan dengan topik. Apakah saya:
a) Mengenal serta memahami masalah keseluruhan
secara jelas sebelum saya mencoba memecahkannya?
b) Melihat keseluruhan objek atau
memperdebatkan suatu segi?
c) Berbicara bertele-tele atau tetap
bertahan secara konsekuen dalam mennghadapi suatu masalah
d) Memilki fakta yang memadai atau
bukti yang terpecaya
e) Membuang-buang waktu mengenangkan
sesuatu yang sedikit sekali kaitanannya
f) Memperguanakan kata yang umum atau
yang khusus
g) Mempergunakan kata yang nyata, kata
–kata yang tepat, atau kata yang bernoda atau tercela
h)
Mempergunakan pernyataaan-pernyataan
yang bersifat “terlalu umum” (atau”cacth-all”) yang lebih membingungkan
ketimbang menjelaskan?
i) Menunggu fakta-fakta sebelum saya
menolak pernyataan-pernyataan umum dari orang lain?
j) Membuat keputusan pribadi dari
diskusi itu?
2.
Berkenaan dengan teknik. Apakah
saya?
a)
Berbicara hanya apabilasaya membuat
satu butir yang baik
b)
Berbicara terlalu banyak,
mengemukakan suatu penampilan yang tunggal
c)
Mengganggu para pembicara lain
d)
Berdikusi engan seorang pribadi
saja, mengabaikan kleompok
e)
Membantah atau menetang pribadi sebagai
penganti pendapatnya
f)
Mengabaikan perlindungan harga diri
lawan saya
g)
Menafsirkan perbedaan pendapat sebagai
suatu serangan pribadi
h) Tidak setuju dalam hal suasana hati
mengandung pertanyaan atau melulu bagi kontradiksi saja.
i) Memliki sikap yang “serba tahu” j) Memperlihatkan banyak emosi ketimbang penalaran
k) Mengadakan pembedaan antara pemborosan waktu dan pemanfaatan waktu (silabury, 1955 :200).
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan :
Diskusi kelompok merupakan suatu dialog yang sering
dilakukan dalam sebuah kelompok yang dapat bertukar pengalaman, informasi dan
pendapat serta dapat menghasilkan keputusan dari hasil diskusi itu sendiri.
Diskusi kelompok adalah salah satu bentuk kegiatan kelompok, sebab kegiatan
kelompok sangat beraneka ragam seperti rekreasi bersama dan bekerja bersama.
Dengan adanya diskusi kelompok ini bisa menjadi tempat
untuk berbagi antara anggota kelompok,pemecahan suatu masalah tertentu sehingga
para anggota bisa berkembang secara optimal. Dalam diskusi kelompok ini kami
membahasa mengenai tugas ketua dan partisipan. Adapun tugas ketua antara lain :
membuat persiapan yang matang untuk diskusi. Seorang ketua haruslah mengadakan
kegiatan membacadan memikirkan pendahuluan mengenai pokok yang akan dibahas.
Selain itu juga membuat catatan-catatan penting yang akan dipertimbangkan
nanti. mengumumkan judul atau masalah dan mengemukakan tujuan diskusi. Sanga
ketua dapat juga merupakan butir-butir penting yang menurut anggapanya perlu
dipikirkan dan mempertimbangkan nanti.
Sedangkan tugas partisipasn secara keseluruhan ikut
berpartisipasi agar diskusi tidak pakum ataupun mati dengan ikut berpasrtisipai
dlam diskusu agar suasana diskusi menjadi lebih hidup serta saling menghargai
pendapat satu sama lain.
2. Saran :
Kiranya dalam pelaksanaan diskusi kelompok nanti semua
anggota bisa beperan aktif, tentunya semua itu tidak luput dari pengawasan dan
keaktifan dari pembimbing artinya bisa terjalin kerja sama bukan hanya antara
anggota namun antara anggota dengan pembimbing.
DAFTAR
PUSTAKA
Tarigan, henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung : Angkasa
Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar